Mumpung deket dengan bulan Ramadhan dimana seluruh umat Islam di dunia akan menjalankan ibadah Puasa, maka aku postingin dulu Apa sajakah
hal-hal yang membatalkan puasa? Lalu, apakah marah membuat puasa sia-sia? Dua
pertanyaan ringan inilah yang sering menggelitik hati, menjelang bulan
Ramadhan; yang insya Allah akan tiba pada Selasa, 10 Juli 2013.lihat perkiraan-ramadhan-1434h-2013.
Tak lupa pula saya ucapkan segala ma'af lahir dan batin buat seluruh keluarga, kerabat, serta para pembaca lainnya apabila saya melakukan kesalahan, semoga Allah selalu mengampuni dosa dan meridhoi kita semua, Aamiin.
Secara bahasa, puasa (shaum) berarti menahan diri dari segala sesuatu. Menurut istilah, puasa bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan selama sehari penuh sejak fajar hingga terbenam matahari. Adapun hal-hal yang membatalkannya adalah sebagai berikut.
Secara bahasa, puasa (shaum) berarti menahan diri dari segala sesuatu. Menurut istilah, puasa bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan selama sehari penuh sejak fajar hingga terbenam matahari. Adapun hal-hal yang membatalkannya adalah sebagai berikut.
1) Makan dan
Minum
Makan dan minum sejak subuh hingga maghrib, membatalkan puasa. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah:187, ” … dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam”.
Makan dan minum sejak subuh hingga maghrib, membatalkan puasa. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah:187, ” … dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam”.
Namun,
apabila seseorang tidak sengaja menyantap makanan karena lupa, puasa tersebut
tetap tidak batal. Ia berhak merampungkan puasanya tersebut. Rasulullah saw.
bersabda, “Barangsiapa lupa bahwa ia tengah berpuasa, kemudian makan atau minum,
hendaklah ia tetap menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya Allah yang memberinya
makan dan minum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2) Muntah
dengan Sengaja
Seseorang
yang muntah karena tidak sengaja, berhak melanjutkan puasanya. Sebaliknya,
mereka yang menyengaja untuk muntah, puasanya batal. Ia wajib mengganti
puasanya tersebut di kemudian hari.
Sabda Nabi,
“Barangsiapa terpaksa muntah, tidak wajib mengganti (mengqadha) puasanya; dan
barangsiapa yang menyengaja muntahnya, maka hendaklah ia mengganti puasanya.”
(H.R. Abu Daud)
3) Tengah
Haid atau Nifas
Bagi
perempuan, terdapat keringanan dalam menjalankan puasa. Mereka yang haid,
diperbolehkan untuk mengganti puasanya di lain hari. Demikian pula wanita yang
mengeluarkan darah nifas (darah setelah melahirkan).
Diriwayatkan
dari Aisyah, “Kami diperintakan oleh Rasulullah saw. untuk mengganti puasa, dan
tidak diperintahkan untuk mengganti sembahyang (yang tidak dilakukan ketika
seseorang haid) (H.R. Bukhari)
4) Melakukan
Hubungan Suami-Istri
Puasa sejatinya
menahan segala bentuk keinginan tubuh manusia. Selain hasrat untuk makan dan
minum, ada hasrat dasar lain yang harus ditekan, yaitu hasrat seksual. Firman
Allah dalam Q.S. Al-Baqarah:187, “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan
puasa bercampur dengan istri-istrimu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun
adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan
nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. …”
Mereka yang
tidak dapat membendung nafsu seksualnya, diwajibkan untuk membayar kifarat,
yaitu berurutan: 1) memerdekakan budak, 2) (jika tidak mampu, maka) puasa dua
bulan berturut-turut, 3) (jika tidak mampu, maka) bersedekah yang mengenyangkan
60 fakir miskin, dengan ketentuan 3/4 liter per orang.
Ada yang
bilang bulan Ramadhan adalah bulan untuk mencari jodoh, karena sebagian para
remaja cowok dan cewek mengambil kesempatan pada saat terawih untuk bisa
melirik-lirik cewek/cowok, dan pada akhirnya diajak berkenalan, hehe.. Namun
ada juga anggapan orang yang bilang bulan Ramadhan adalah bulan untuk mengais
rezeki. Sebab banyak para pedagang makanan tradisional berjualan di pasar
ramadhan atau dipinggiran jalan raya, padahal sebelumnya tidak pernah berjualan
pada bulan-bulan sebelumnya.
Namun, hal
diatas hanyalah bahasan pembuka pada temaku hari ini. Dimana pembahasan
sebenarnya tentang hal-hal apa saja yang dapat mengurangi pahala puasa. Tak
usah panjang lebar lagi, yuk mari kita lihat sekarang juga :
1.
Berbohong/berdusta
Ngakunya
berpuasa, tapi selalu berkata bohong pada semua orang. Misalnya yang terjadi
pada kisah seorang suami yang selalu berbohong kepada sang istri. Kasusnya
adalah si istri selalu menanyakan sisa uang setoran kepada suaminya yang kerja
sebagai supir angkot. Namun setiap si istri meminta sisa uang setorannya untuk
membeli belanja harian, jawaban sang suami pasti tidak ada. Dengan alasan
kondisi penumpang hari ini sangat sepi, jadi hanya cukup untuk uang setoran
saja. Padahal ini bulan Ramadhan, tapi sang suami harus berbohong
2. Menggunjing
atau membicarakan orang
Banyak
ibu-ibu majelis ta’lim saat ini, menghadiri acara pengajian di mesjid tidak
memanfaatkan dengan baik. Seperti berkumpul dalam satu kelompok bersama majelis
ta’lim lainnya, membicarakan ibu satu ke ibu lainnya. Padahal dalam acara
pengajian rutin yang diadakan setiap minggunya pada bulan Ramadhan. Alangkah
baiknya bila ingin membicarakan orang ditahan dulu hingga waktu berbuka tiba.
Sebab, apabila itu tetap dilakukan, pahala puasa seseorang yang sedang
menggunjing orang itu akan berkurang.
3. Mengadu domba antar sesama
Dalam hukum
islam perbuatan adu domba itu terhadap sesama umat islam adalah hal yang paling
dibenci oleh Allah SWT. Apalagi hal tersebut dengan sengaja dilakukan hanya
untuk merusak iman kedua umatnya. Dan parahnya lagi itu dilakukan pada saat
bulan Ramadhan, bulan penuh ampunan, bulan yang penuh berkah. Jadi sayang
sekali bukan, bulan yang penuh dengan berbagai pahala ini harus ternoda dengan
hal yang seharusnya tidak mesti dilakukan, seperti mengadu domba.
4. Sumpah
palsu
Sahabat
kompasianer pasti pernah menemukan suatu pristiwa mengenai sumpah palsu, entah
itu terjadi disekeliling kehidupan kita ataupun melihat disiaran televisi.
Perbuatan tersebut paling sering dilakukan hanya untuk meyakinkan seseorang
itu. Misalnya ada seorang pemuda di suatu perkampungan, ketahuan mengambil
mangga oleh seorang warga di perkebunan kepunyaan tetangganya. Namun si pemuda
membantahnya bahwa ia telah mencurinya, si pemuda lalu menjelaskan bahwa ia
sudah terlebih dahulu meminta ijin kepada pemiliknya. Karena warga yang
mengetahui perbuatan itu tidak mempercayainya semudah itu. Ia pun rela
mengucapkan sumpah palsu dengan membawa nama Allah SWT, guna untuk membuat
warga itu percaya. Begitulah sedikit ilustrasi tentang sumpah palsu.
5. Melihat dengan syahwat
Untuk yang
terakhir ini sahabat blogger pasti telah banyak mengetahuinya bukan, mengenai
melihat lawan jenisnya dengan syahwat. Saya akan berikan kembali ilustrasinya
kepada sahabat kompasianer, ada salah seorang remaja yang ingin berbelanja
ta’jil dipasar Ramadhan, namun disela ia mencari ta’jil yang enak untuk berbuka
puasa. Si remaja itu tidak sengaja melihat seorang remaja putri yang ingin
membeli ta’jil juga dengan mengenakan pakaian yang ketat dan dapat membangkitkan
gairah si remaja tersebut. Sehingga si remaja yang tidak memiliki iman yang
kuat itu, malah keterusan melihatnya menjadi sengaja. Begitulah ilustrasinya,
mengenai melihat dengan syahwat.
0 komentar:
Posting Komentar