Apa itu Hilal?, apa itu Hisab, dan Ruhyat?.
Yups, kata tersebut sering terdengar setiap penentuan Ramadhan ataupun
Lebaran Idul Fitri. Sering sekali terjadi perdebatan antara kalangan
ulama dalam menentukan pergantian sebuah bulan menurut kalender Islam.
Jadi media-media semakin sering menggunakan istilah diatas yaitu, Hilal,
Hisab, dan Ruhyat. Apa itu Hilal, Hisab dan Rukyat? Yuk kita cari tau....
PENGERTIAN HILAL
Hilal adalah sabit bulan baru yang menandai masuknya bulan baru
pada sistem kalender Qomariyah atau Hijriah. Hilal merupakan fenomena
tampakan Bulan yang dilihat dari Bumi setelah ijtimak atau konjungsi.
Perbedaan tempat dan waktu di Bumi mempengaruhi tampakan hilal. Hilal
sangat redup dibandingkan dengan cahaya Matahari atau mega senja.
Bulan awal ini (bulan sabit tentunya) akan tampak di ufuk barat (maghrib) saat matahari terbenam.
Ijtimak/konjungsi
adalah peristiwa yang terjadi saat jarak sudut (elongasi) suatu benda
dengan benda lainnya sama dengan nol derajat.
Dalam pendekatan astronomi, konjungsi merupakan peristiwa saat matahari
dan bulan berada segaris di bidang ekliptika yang sama. Pada saat
tertentu, konjungsi ini dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari.
Hilal merupakan kriteria suatu awal bulan. Seperti kita ketahui, dalam
Kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu
setempat, dan penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan
hilal/bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29
hari atau 30 hari.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tampakan hilal. Hal ini
menyangkut kriteria visibilitas hilal. Kedudukan Bumi, Bulan, dan
Matahari memungkinkan tinggi dan azimut Bulan dapat dihitung saat
Matahari terbenam. Demikian halnya dengan beda tinggi dan jarak sudut
antara Bulan dan Matahari. Tidak kalah pentingnya adalah faktor atmosfer
dan kondisi pengamat yang ikut menentukan kualitas tampakan hilal.
“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakanlah: “Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji…” [Al Baqoroh(2):189]
PENGERTIAN HISAB
Secara harfiyah HISAB bermakna ‘perhitungan’. Di dunia Islam istilah
‘hisab’ sering digunakan sebagai metode perhitungan matematik astronomi
untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Penentuan posisi matahari menjadi penting karena umat Islam untuk
ibadah shalatnya menggunakan posisi matahari sebagai patokan waktu
sholat. Sedangkan penentuan posisi bulan untuk mengetahui terjadinya
hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam Kalender
Hijriyah. Ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat orang
mulai berpuasa, awal Syawal saat orang mengakhiri puasa dan merayakan
Idul Fitri, serta awal Dzulhijjah saat orang akan wukuf haji di Arafah
(09 Dzulhijjah) dan hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah).
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui.” [Yunus(10):5]
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” [ArRahmaan(55):5]
PENGERTIAN RUHYAT
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni
penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya
ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau
dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah
matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam
(maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya
matahari, serta ukurannya sangat tipis.
Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari
pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di
ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari).
Apabila hilal terlihat, maka pada petang waktu setempat telah memasuki
tanggal 1.
Perihal penentuan bulan baru, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi perhatian khusus pada Sya’ban dan Ramadhan
Hadits dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Berpuasalah
kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya (hilal
bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban
tiga puluh hari.” (HSR. Bukhari 4/106, dan Muslim 1081).
Nah itu dia tadi pengertian Hilal, Hisab, dan Ruhyat? semoga bermanfaat dan apabila ada kesalahan mohon dima'afkan. wassalam..
Kamis, 04 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar